-->

FORMULASI TABLET CAPTROPIL DENGAN METODE GRANULASI KERING

Laporan Praktikum

Desain Bentuk Sediaan Obat I

Formulasi Tablet Captopril Dengan Metode Granulasi Kering

 

 

Oleh :

         Nama          : Dinda Yulia Wahyuni Bahri

         NIM            : 18613114

         Kelompok   : C1

 

 

Laboratorium Teknologi Farmasi

Program Studi Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia

2020

 
CAPTOPRIL


  1. Contoh Merk Obat Di Pasaran : Captropil

 

  1.  Kekuatan Sediaan : Tablet 25 mg

 

  1.  Golongan Obat Sesuai UU : Obat Keras

 

  1. Penggolongan  Obat Berdasarkan Terapi : ACE Inhibitor (Anonim, 2000)

 

  1. Monografi Bahan

a.       Struktur Bahan Aktif


C9H15NO3S

 

BM 217,28

 

(Anonim, 2014)


b.    Pemerian Senyawa Aktif :  Serbuk hablur; putih atau hampir putih; bau khas seperti sulfida. Melebur pada suhu 104°-110° (Anonim, 2014)

c.    Identifikasi Senyawa Aktif :

Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Kaptopril BPFI (Anonim, 2014).

d.        Stabilitas Senyawa Aktif

·       pH : Antara 5 dan 9 (Pubchem, 2020)

·      Suhu : Stabil pada suhu normal dan melebur pada suhu 104°-110°

·      Air   : Stabil dalam air (Anonim, 2014).

e.       Jarak lebur Antara 104°C dan 110°C (Anonim, 2014).

 

6.      Desain Formulasi Sediaan → Total Obat Tablet = 150 mg

Zat aktif                      : Kaptropil             25 mg   

Bahan pengisi              : Sukrosa              85 mg           68 %

Bahan pengikat           : Sukrosa               25 mg           20 %

Bahan penghancur      : Starch 1500         12,5 mg        10 %

Lubricant                     : Zink Stearat        1,875 mg      1,5 %

Glidan                          : Aerosil                0,625 mg      0,5 %

 

7.      Metode Pembuatan : Granulasi Kering

       Prosedur Pembuatan :



8.      Monografi Masing-Masing Bahan

1)      Bahan Pengisi dan Bahan Pengikat (Sukrosa)

a.       Struktur Kimia 

(Pubchem, 2020)

 

b.      Sifat Fisik

·      Pemerian           : Kristal tidak berwarna, berupa massa kristalin; atau serbuk

   kristalin putih; tidak  berbau; rasa manis

·      Ukuran Partikel : 64 µm

·      Bobot Jenis        : 0,93 g/cm3 (Rowe. C. R, 2006)

c.       Sifat Kimia

·         pKa   : -

·         pH     : Netral

·         Kadar : 50-68% (Bahan pengisi) dan 2-20% (Bahan pengikat)

d.      Identifikasi bahan tambahan berdasarkan Kompendia

Larutkan 20 g dalam air untuk menghasilkan 100 mL, dan saring jika perlu.  Masukkan 50 mL aquades ke dalam gelas beaker 250 mL, tambahkan 50 mL alkali cupric tartrate TS, tutup gelas beaker dengan kaca arloji, dan panaskan campuran pada tingkat tertentu hingga mendidih dalam waktu sekitar 4 menit, dan didihkan selama 2 menit. Tambahkan 100 mL air dingin yang baru saja dididihkan, dan segera kumpulkan oksida tembaga yang diendapkan pada wadah penyaringan yang berisi piringan kaca sinter ukuran pori-pori, atau yang sesuai.  Cuci residu pada filter dengan air panas, kemudian dengan 10 mL alkohol, dan tambahkan dengan 10 mL eter, dan keringkan pada 105°C selama 1 jam: berat tembaga oksida tidak melebihi 112 mg. (USP, 2016).

e. Stabilitas Terhadap Air     : Stabil dan larut pada 2000 g/L (25°C)

f. Stabilitas Terhadap Suhu : Stabil pada suhu kamar dan kelembaban relatif sedang serta akan melebur pada suhu 160-186°C

g. Fungsi Bahan Dalam Formulasi : Sebagai bahan pengisi dan bahan pengikat tablet

 

2)        Bahan Penghancur (Starch 1500)

a.       Struktur kimia

 

                   (Pubchem, 2020)

b.      Sifat Fisik

·      Pemberian : Serbuk agak kasar sampai halus; serbuk berwarna putih sampai agak putih; tidak berbau; memiliki rasa lemah yang khas

·      Ukuran Partikel : 30-150 µm

·      Bobot Jenis : 0,586 g/cm3 (Rowe. C. R, 2006).

c.       Sifat Kimia

·      pKa      : -

·      pH       : 4,5-7,0

·      Kadar : 2-10%

d.      Identifikasi Bahan tambahan berdasarkan kompetendia

Larutan diberi Yodium TS, maka akan terjadi perubahan warna yang awalnya orange-merah menjadi biru tua (USP, 2016).

e.       Stabil Terhadap Air         :  Stabil meskipun higroskopis

f.       Stabilitas Terhadap Suhu :  Stabil pada suhu sejuk dan kering

g.      Fungsi Bahan Dalam Formulasi : Sebagai disintegran yang akan mempercepat pecahnya tablet

 

3)        Lubricant (Zink Stearat)

a.       Struktur Kimia


C36H70O4Zn


(Pubchem, 2020)


b.      Sifat Fisik

·         Pemerian :  Serbuk halus, putih, tebal, dan memiliki bau khas yang samar

·         Ukuran Partikel : 44,5 µm

·         Bobot Jenis :   1,09 g/cm3 (Rowe. C. R, 2006).

c.        Sifat Kimia 

·         pKa   : -

·         pH     : 6,0-8,0

·         Kadar : 0,5-1,5%

d.      Identifikasi Bahan Tambahan Berdasarkan Kompendia

A.    Campur 25 g dengan 200 mL air panas, tambahkan 60 mL asam sulfat 2 N, dan didihkan hingga asam lemak terpisah sebagai lapisan transparan.  Dinginkan campuran, dan pisahkan lapisan asam lemak yang dipadatkan: sebagian lapisan air merespons tes untuk Zinc.

B.     Tempatkan asam lemak terpisah yang diperoleh dalam Uji identifikasi A dalam filter yang dibasahi dengan air, dan cuci dengan mendidih  air sampai bebas dari sulfat.  Kumpulkan asam lemak dalam gelas kecil, biarkan dingin, tuangkan air yang terpisah, lalu lelehkan asam, saring ke dalam gelas beaker kering saat panas, dan keringkan pada 105° selama 20 menit: asam lemak membeku pada suhu > 54°. (USP, 2016).

e.       Stabilitas Terhadap Air : Stabil meskipun praktis tidak larut dalam air

f.       Stabilitas Terhadap Suhu : Stabil pada suhu sejuk dan kering

g.      Fungsi Bahan Dalam Formulasi : Sebagai lubrikan

 

4)      Glidan (Aerosil)

a.       Struktur kimia

 

SiO (Pubchem, 2020).

 

b.      Sifat Fisik

·         Pemerian : Serbuk amorf (tidak berbentuk); ringan; meruah; putih kebiru-biruan; tidak berbau; tidak berasa

·         Ukuran Partikel : 15 nm

·         Bobot Jenis :  0,029-0,042 g/cm3 (Rowe. C. R, 2006).

c.       Sifat Kimia

·       pKa     : -

·       pH       : 3,5-4,0

·       Kadar  : 0,1-0,5%

d.      Identifikasi Bahan Tambahan Berdasarkan Kompendia

A.    Tambahkan sekitar 5 mg ke wadah platinum, dan campur dengan sekitar 200 mg potassium carbonate anhidrat.  Didihkan selama sekitar 10 menit, dan dinginkan.  Larutkan lelehan dalam 2 mL air suling baru, lakukan pemanasan jika perlu, dan perlahan-lahan tambahkan 2 mL amonium molibdat TS ke dalam larutan: warna kuning pekat dihasilkan.

B.     (Perhatian-Hindari kontak dengan o-tolidine ketika melakukan tes ini, dan melakukan tes di kap yang berventilasi baik). Tambahkan 1 tetes larutan kuning silicomolybdate yang diperoleh dalam Uji identifikasi A pada kertas saring, dan evaporasi pelarut. Tambahkan 1 tetes larutan jenuh o-tolidine dalam asam asetat glasial untuk mengurangi silicomolybdate menjadi molibdenum biru, dan letakkan kertas di atas amonium hidroksida: dihasilkan bintik biru kehijauan. (USP, 2016).

e.       Stabilitas Terhadap Air   : Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar menjadi cair dan membentuk dispersi koloidal dalam air

f.       Stabil Terhadap Suhu     : Stabil pada suhu kering dan sejuk

g.      Fungsi Bahan Dalam Formulasi : Sebagai glidan.

 

9.      Proses Disolusi

a.       Media Disolusi : 900 mL asam klorida 0,01 N

Prosedur Pembuatan Media : Buat campuran 0,75 mL asam klorida 0,01 N dengan air secukupnya hingga 900 mL (Anonim, 2014)

b.      Alat Tipe 1 (Tipe Keranjang) :  Alat terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparant lain yang inert (wadah tercelup sebagian didalam suatu tangas air yang sesuai, berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu didalam wadah pada 37°±0,5° selama pengujian) ; sebuah motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor ; dan keranjang silinder.

 Putaran rpm :  50 rpm (Anonim, 2014).

c.       Waktu Disolusi : 20 menit (Anonim, 2014).

d.       Nilai Q :  80% → Dalam waktu 20 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q), C9H15NO3S, dari jumlah yang tertera pada etiket (Anonim, 2014).

e.       Prosedur Disolusi :  Lakukan penetapan jumlah kaptopril C9H15NO3S yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku Kaptopril BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 205 nm (Anonim, 2014).

 

10.  Prosedur Uji Waktu Hancur

a.       Ketentuan :  Semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari 60 menit (untuk tablet bersalut) (Anonim, 2014).

b.      Prosedur :  Masukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang, jika dinyatakan Masukkan 1 cakram pada tiap tabung. jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º±2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. pada akhir batas waktu seperti tertera pada monografi, angkat keranjang dan amati semua tabel : harus hancur sempurna.  Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya :  tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna (Anonim, 2014).

 

11.  Prosedur Keseragaman Sediaanan

a.       Keragaman Bobot :  Persyaratan termasuk tablet tidak bersalut serta dosis dan perbandingan zat aktif  ≥25 mg dan  ≥25% (Syukri. Y, 2018)

b.      Keseragaman Sediaan :   Ambil ambil tidak ambil tidak kurang untuk bentuk  sediaan                                        yang dimaksud

 Jika prosedur yang digunakan untuk menetapkan kadar dan uji keseragaman sediaan berbeda, diperlukan faktor koreksi untuk memperoleh hasil pengujian.

 Sediaan Padat - Tetapkan kadar masing-masing 10 satuan menggunakan metode analisis yang sesuai. Hitung nilai penerimaan nya (Anonim, 2014).

 

12.  Prosedur Penetapan Kadar

a.       Instrumen Penetapan Kadar :  Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT) (Anonim, 2014).

b.      Prosedur Penetapan Kadar

·         Prosedur Pembuatan Eluen Fase Gerak :  Buat campuran 550 ml metanol P dan 450 ml air yang mengandung 0,50 ml asam fosfat P, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi

·         Detektor : Uv-vis 

·      Panjang Gelombang : 220 nm dan kolom 25 cm x 4,6 mm (Anonim, 2014).


13.  Desain Kemasan

        Desain kemasan yang dipilih adalah strip, karena strip merupakan kemasan yang memiliki prinsip untuk dosis  tunggal, dan biasanya untuk sediaan padat seperti tablet yang digunakan secara peroral. Strip dapat colorfull, sehingga membuat kemasan lebih menarik. Strip  juga dapat menjaga obat dari kelembapan (WHO, 2002)

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim, 2014., FARMAKOPE INDONESIA EDISI V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Captopril, CID=44093, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Captopril (accessed on Apr. 5, 2020)

 

National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Hydroxyprolyl-Cysteine, CID=131750765, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Hydroxyprolyl-Cysteine (accessed on Apr. 5, 2020)

 

National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Silicon dioxide, CID=24261, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Silicon-dioxide (accessed on Apr. 5, 2020)


National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Starch, CID=24836924, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Starch (accessed on Apr. 5, 2020)

 

National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Sucrose, CID=5988, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sucrose (accessed on Apr. 5, 2020)


National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Zinc stearate, CID=11178, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Zinc-stearate (accessed on Apr. 5, 2020                             

Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000. TENTANG PENGGOLONGAN OBAT.

Rowe. C. R, dkk. 2006., HANDBOOK OF PHARMACEUTICAL EXCIPIENTS FITH EDITION. USA : The Pharmaeutical Press.

Syukri. Y. 2018., DESAIN BENTUK SEDIAAN OBAT I. Yogyakarta : UII-Press.

U.S. Pharmaceutical. 2004., THE UNITED STATES PHARMACOPEIA. USP 37/The National Formulary. MD : US Pharmaceutical Conventior. Inc.

WHO., 2002. GUIDELINES ON PACKAGING FOR PHARMACEUTICAL.

LihatTutupKomentar