-->

PENENTUAN KADAR SIRUP PARASETAMOL DAN KAFEIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DETEKTOR UV

Laporan Praktikum

Analisis Sediaan Farmasi

Penentuan Kadar Sirup Paracetamol dan Kafein Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Detektor UV

 

universitas islam indonesia

 

Oleh :

         Nama                      : Dinda Yulia Wahyuni Bahri

         NIM                        : 18613114

         Kelompok               : C1

 

 

Program Studi Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia

2020


    I.    Tujuan Percobaan

1.    Dapat menjelaskan prinsip dasar pemisahan senyawa secara kromatografi (KCKT-UV) dan aplikasinya.

2.    Dapat menghitung uji kesesuaian sistem metode KCKT-UV yang digunakan.

3.    Dapat mempraktikkan tahapan analisis sampel dan analisis kualitatif (interpretasi kromatogram) serta kuantitatif kandungan parasetamol dan kafein dalam sediaan farmasetik.

4.    Dapat menilai kesesuaian kadar yang diperoleh dengan persyaratan dalam Farmakope Indonesia edisi V.



    II. Alat dan Bahan

       

Alat

1.        Gelas beaker 100 mL

2.        Labu ukur 250 mL, 100 mL

3.        Pipet tetes

4.        Pipet ukur 25 mL, 5 mL

5.        Spatula

6.        Timbangan analitik

Bahan

1.        Aquabides

2.        Menanol P

3.        Mikrofilter dan syiringe

4.        Standar kafein

5.        Standar parasetamol

6.        Sampel tablet parasetamol dan kafein

Kondisi Alat

1.      Fase gerak : campuran air:methanol:asam asetat glasial (69:28:3)

2.      Kolom : C18, 5 µm, 300 mm x 3.5 mm (column L1)

3.      Flow rate : 2 mL/menit

4.      Volume injek : 10 µL

5.      Suhu : 30°C±0.2°C

6.      Detector : UV 243 nm


III.    Cara Kerja (Rencana)


a.        Pembuatan Fase Gerak

     1.      Dibuat campuran air-metanol:asam asetat glasial P (69:28:3), saring dan awaudarakan.

2.      Perkirakan kebutuhan fase gerak untuk pengujian ini

 

b.        Pembuatan standart internal

1.      Ditimbang sejumlah asam benzoat dan dilarutkan dalam fase gerak dengan konsentrasi 6mg/mL

2.      Hitunglah berapa mg serbuk asam benzoate yang harus ditimbang? Tulis cara kerja pembuatan larutan baku internal tersebut secara lengkap pada lembar kerja praktikum

 

c.         Pembuatan larutan stock

1.      Ditimbang seksama sejumlah 0.25 mg/ml parasetamol dan 0.025nmg/ml kafein BPFI

2.      Hitunglah berapa mg serbuk parasetamol dan kafein BPFI  yang harus ditimbang? Tulis cara kerja pembuatan larutan baku internal tersebut secara lengkap pada lembar kerja praktikum

 

d.        Pembuatan larutan baku

1.      Dipipet 20mL larutan stok dan 3mL standar internal ke dalam labu ukur 50 mL, dilarutkan dengan fase gerak kemudian disonifikasi.

2.      Hitung konsentrasi larutan standart parasetamol dan kafein

 

e.         Pembuatan dan perhitungan uji kesesuaian system

1.      Diinjek larutan baku sebanyak 5 kali pengulangan. Dihitung nilai simpangan baku relatif (%SBR), efisiensi kolom, resolusi, dan faktor ikutan (faktor simetri). Dibandingkan nilainya dengan persyaratan yang tertera pada monografi tablet parasetamol di FI V

2.      Lihat definisi dan interpretasi kromatogram pada kromatografi <931> di FI V

 

f.         Pembuatan larutan uji

1.      Lihat prefarasi sampel di USP

2.      Hitung berapa gram sampel yang harus ditimbang pada lembar kerja praktikum

 

g.        Penetapan kadar parasetamol dan kafein

1.      Diinjek secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 μL) larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respon puncak utama.

2.      Hitung jumlah dalam mg, parasetamol dalam tiap mL larutan oral yang digunakan dengan rumus:

2500(C)(Ru/Rs)

C = kadar parasetamol dan kafein BPFI dalam mg per mL larutan baku,

V = volume dalam mL larutan oral yang digunakan,

Ru dan Rs berturut-turut = respon puncak utama larutan uji dan larutan baku.

3.      Hitung kandungan parasetamol dan kafein dalam tablet yang diuji. Bansingkan kadar parasetamol dan kafein yang dihitung dengan kriteria keberterimaan di USP


IV.    Cara Kerja (Realisasi)


a.        Pembuatan Fase Gerak

     1.      Dibuat campuran 207 mL air, 84 mL methanol, 9 mL asam asetat glasial P ke dalam labu volume 300 mL (asam asetat diambil di dalam lemari asam), lalu campuran tersebut disaring dan diawaudarakan

2.      Perkirakan kebutuhan fase gerak untuk pengujian ini

 

b.        Pembuatan standart internal

1.      Ditimbang sejumlah asam benzoat konsentrasi 6 mg/mL sebanyak 0.6 gram dan dibuat dalam labu ukur 10 mL

2.      Hitunglah berapa mg serbuk asam benzoate yang harus ditimbang? Tulis cara kerja pembuatan larutan baku internal tersebut secara lengkap pada lembar kerja praktikum

 

c.         Pembuatan larutan stock

1.      Ditimbang seksama sejumlah 0.0625 gram parasetamol dan 0.008125 gram kafein BPFI

2.      Kedua serbuk tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL  dan ditambahkan dengan fase gerak hingga tanda batas

3.      Dipipet 2,5 mL larutan stok ke dalam labu ukur 25 mL kemudian ditambahkan dengan fase gerak hingga tanda batas.

4.      Hitunglah berapa mg serbuk parasetamol dan kafein BPFI  yang harus ditimbang? Tulis cara kerja pembuatan larutan baku internal tersebut secara lengkap pada lembar kerja praktikum

 

d.        Pembuatan larutan baku

1.      Dipipet 20mL larutan stok dan 3mL standar internal ke dalam labu ukur 50 mL, dilarutkan dengan fase gerak kemudian disonifikasi.

2.      Hitung konsentrasi larutan standart parasetamol dan kafein

 

e.         Pembuatan dan perhitungan uji kesesuaian system

1.      Larutan standar di saring dengan syringe 0,4 µm, kemudian dimasukkan kedalam vial HPLC 1 mL

2.      Diinjek larutan baku sebanyak 5 kali pengulangan. Dihitung nilai simpangan baku relatif (%SBR), efisiensi kolom, resolusi, dan faktor ikutan (faktor simetri). Dibandingkan nilainya dengan persyaratan yang tertera pada monografi tablet parasetamol di FI V.

3.      Lihat definisi dan interpretasi kromatogram pada kromatografi <931> di FI V

 

f.         Pembuatan larutan uji

1.      Ditimbang parasetamol 250mg, dengan rumus:

 

2.      Setelah diperoleh nilai x, lalu digerus bobot rata-rata tablet dan ditimbang sesuai nilai yang diperoleh x gram, kemudian dimasukkan x gram ke dalam labu ukur 100mL

3.      Divortex selama 3 menit kemudian disentrifugasi selama 5 menit menggunakan tabung konikal

4.      Diambil cairan sebanyak 2 mLlalu masukkan kedalam labu ukur 50 mL, kemudian tambahkan standar internal 3 mL ke dalam labu ukur 50 mL dan di add dengan pelarut sampai tanda batas

5.      Larutan sampel di saring dengan syringe 0,4 µm, lalu dimasukkan kedalam vial HPLC 1 mL, kemudian larutan sampel diinjeksi sekali

6.      Hitung berapa gram sampel yang harus ditimbang pada lembar kerja praktikum


    V.    Perhitungan Penyiapan Larutan Baku dan Larutan Uji


a.      Pembuatan Fase Gerak

1.      air = 69/100 x 300

= 207 mL

 

2.      metanol = 28/100 x 300

= 84 mL

 

3.      asam asetat glasial = 3/100 x 300

= 9 mL

 

b.      Pembuatan Standart Internal

asam benzoat : 69 mg / mL = x / 10 mL

 : x = 60 mg

 : x = 0.06 gram

 

c.       Penyiapan Larutan Stock

 

1.    Standart Parasetamol

Konsentrasi parasetamol 2.5 mg/mL dalam labu ukur 25 mL

Massa parasetamol = 0.25 mg / mL  x  10 (FP)

= 2.5 mg/mL

 

2.5 mg / mL = x / 25 mL  

x = 62.5 mg

x = 0.0625 gram/25 mL

 

2.      Standart Kafein

Konsentrasi Kafein dalam tablet (J) =  65 mg / 500 mg = 0.13

 Massa Kafein = 0.25 mg / mL  x  J

= 0.25 mg/ mL  x 0.13

= 0.0325 mg / mL  x  10 (FP)

= 0.325 mg / mL  

 

0.325 mg / mL = x / 25 mL  

x = 8.125 mg

x = 0.008125  gram/25 mL

Dimasukkan massa serbuk parasetamol dan kafein ke dalam labu ukur 25 mL, kemudian dilarutkan dengan fase gerak hingga tanda batas

 

3.      Pengenceran Parasetamol

M1 x V1 = M2 x V2

2.5 mg/ mL x V1 = 0.25 mg/ mL x  25 mL  

V1 = 2.5 mL

 

4.      Pengenceran Kafein

M1 x V1 = M2 x V2

0.325 mg/ mL x V1 = 0.0325 mg/ mL x  25 mL  

V1 = 2.5 mL

 

Dipipet 2.5 mL dari labu ukur 25 mL(1), kemudian dimasukkan kedalan labu ukur 25 mL(2), lalu dilarutkan dengan fase gerak hingga tanda batas




    VI.    Resume/Pembahasan

Prinsip kerja Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) adalah pemisahan senyawa berdasarkan interaksi antara fase diam dengan fase gerak, untuk mendapatkan hasil berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif


Gambar. 1

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

 

Fase gerak yang digunakan adalah campuran antara air : metanol : asam asetatglasial p (69:28:3) dan fase diam yang digunakan adalah kolom C18, 5 µm, 300 mm x 3.5 mm (column L1)

 

Proses analisis sampel pada KCKT secara umum yaitu : injeksi sampel akan masuk kedalam kolom yang berisi fase diam, didalam kolom terjadi pemisahan, kemudian akan dibaca oleh detector dan jika pemisahan tidak bagus maka hasil yang diperoleh juga tidak bagus. Sehingga kolom mempunyai waktu maksimal pemakaian

 

Validasi digunakan untuk menentukan metode yang tepat. Contoh validasi yaitu : LOD, LOQ, %recovery, dll

Kalibrasi digunakan untuk memastikan instrument atau alat yang digunakan bekerja dengan baik (menentukan keakurat alat)

Optimasi digunakan untuk mencari metode yang tepat untuk uji yang akan dilakukan

 

Standar internal yang digunakan adalah asam benzoate. Standar internal digunakan untuk memperbaiki analit yang hilang pada saat preparasi sampel dan penyimpanan sampel. Standar internal harus memiliki sifat fisikokimia yang sama dengan analit yang akan diuji

 

Parameter uji kesesuaian system, antara lain :

a. Resolusi digunakan untuk mengetahui seberapa bagus pemisahan diantara 2 Puncak/peak. Jika hanya 1 peak tidak dapat menghitung resolusinya. Setiap puncak awal nilai resolusinya selalu 0

b. Tailing faktor (t)

c. Theoretical plate number menggunakan 1 puncak/peak untuk menentukan bagus atau tidak suatu pemisahan



    VII.    Kesimpulan

1.   Prinsip dasar pemisahan senyawa secara kromatografi (KCKT-UV) adalah  pemisahan senyawa berdasarkan interaksi antara fase diam dengan fase gerak, untuk mendapatkan hasil berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Sedangkan aplikasi KCKT cair dalam bidang analisis sering digunakan untuk pemisahan polisakarida, polinukleotida oemsahan senyawa karbon dan senyawa turunannya serta penentuan kadar kafein dalam berbagai macam produk (misal sirup)

2.   Pada praktikum ini kami tidak meghitung nilai %SBR, karena tidak adanya data

3.   Pada praktikum ini kami tidak melakukan percobaan secara langsung di laboratorium, karena praktikum dilaksanakan secara online

4.   Kadar parasetamol BPFI menurut FI Edisi V yaitu mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%. Sedangkan kadar kafein BPFI menurut FI Edisi V yaitu mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%



DAFTAR PUSTAKA


Anonim., 2014., FARMAKOPE INDONESIA EDISI V., Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

 

Kusuma. A, S, W , dkk., 2016., PENGGUNAAN INSTRUMEN HIGH-PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY SEBAGAI METODE PENENTUAN KADAR KAPSAISIN PADA BUMBU MASAK KEMASAN “BUMBU MRINADE AYAM SPESIAL” MEREK SASA., Jurnal Farmaka., 14(2):41-46.


LihatTutupKomentar